ALDO HILANG...

Sahabat, semalam ada kejadian yang luar biasa, kami di Jepang selalu naik kereta, karena berjalan sendiri tanpa tour dan memaksa agar terbiasa dan menguasai rute kereta Jepang yang super lengkap dan ruwet.

Nah saat dari Tokyo ke Fujisawa dengan kereta terakhir saya, Novita Saragi Wiloto, Christhalia Wiloto, dan Christoaldo Alexandro Wiloto sudah tertidur pulas saat petugas kereta wanita yang tidak bisa berbahasa inggris minta kami untuk pindah gerbong. Gerbong kereta di Jepang tersekat-sekat dengan pintu, jadi kita tidak bisa melihat gerbong lain dari gerbong kita.

Kamipun pindah, anak-anak dibangunkan, berkemas angkat jaket dan backpack, kitapun berjalan menuju gerbong lain sambil ngantuk-ngatuk.

Kejadiannya saat sampai gerbong baru, ternyata Aldo tidak ada.

Saya segera balik ke kursi Aldo semula, sambil secara seksama memperhatikan kondisi setiap gerbong yang saya lewati, jangan-jangan Aldo ada di sana. Sampai kursi, Aldo tidak ada, saya tanya petugas wanita yang tidak bisa berbahasa inggris tadi, dia hanya bilang ,"No... No..No..." sambil tangannya digoyang-goyang seperti berkata tidak tahu.

Saya balik lagi ke gerbong tempat Thalia dan Novi sekali lagi, sambil dengan tellti mencari Aldo. Sampai disana ternyata Aldo tidak ada. 

Kami curiga Aldo yang baru bangun dari tertidur dan berjalan paling belakang, salah mengerti dan turun di salah satu stasiun, sementara kami tetap di kereta yang melaju dengan sangat cepat...

Aldo hilang....

(Bagian 2, sambungan dari tulisan sebelumnya)

Kami bertiga lemas, selain karena beberapa hari ini tubuh sudah letih jalan kesana-sini, ditambah dengan hilangnya Aldo...

Selain lemas juga sedih, terbayang Aldo sendirian di stasiun kereta entah yang mana, mana jam sudah menunjukkan hampir 11 malam, kereta akan segera berakhir beroperasi.

Rasa sesal tidak bisa ditutup diwajah dan bahasa tubuh Thalia, kakak perempuan Aldo, karena dia tadi yang duduk persis di sebelah Aldo, adiknya itu. Dia juga yang membangunkan Aldo dan dia juga yang sempat bilang ke Aldo, "Do, turun Do..." walau tidak terucap, tapi dia menyesal sudah kehilangan adiknya.

Kereta melaju dengan sangat cepat, membawa kami yang galau sangat, ditemani segerbong orang-orang Jepang  yang keletihan, pulang kerja dan kebingungan apa yang sedang terjadi dengan kami. Orang-orang Jepang sangat ramah dan senang membantu, namun sulit sekali mereka berkomunikasi dalam bahasa inggris.

Akhirnya kereta sampai di Fujisawa, kami keluar kereta bersama penumpang lainnya, kereta kemudian berlalu dari stasiun, begitupun penumpang sudah meninggalkan stasiun. Stasiun menjadi sepi, angin dingin yang pertiup cukup kencang malam itu seperti mengiris pipi kami, terlebih hati kami. Aldo hilang...

Kami putuskan untuk tetap berdiri di tempat dimana pertama kali turun dari kereta. Harapan kami agar Aldo mudah melihat kami.

Sebelum kami melakukan beberapa alternatif strategi untuk mencari Aldo, kami putuskan untuk berdoa bersama, minta pertolongan pada Allah yang maha dahsyat. Thalia memimpin doa singkat kami, "Tuhan Yesus, lindungi Aldo dan mohon segera pertemukan kami dengannya, amin."

Doa sangat singkat, bahkan lebih singkat dari doa-doa yang biasa Thalia panjatkan, namun cukup berat di hati kami. "Amin," kata kami bertiga.

Nampak diujung sana ada petugas berdiri, aku bergegas berjalan menuju petugas itu, mungkin aku bisa bertanya atau setidaknya bicara dengannya. Saat bersamaan sebuah kereta laju memasuki stasiun, berhenti, dan aku mendengar Novita Saragi Wiloto dan Christhalia Wiloto bicara gembira. Aku membalikkan badan melihat Christoaldo Alexandro Wiloto sambil senyum-senyum aneh, antara senang dan sedih, turun dari kereta...

Wow, doa singkat kamipun dengan singkat dijawab Tuhan, bahkan jauh lebih cepat dari langkahku menuju petugas itu.

Bahagia rasanya, rupanya begini rasanya kehilangan anak, begini juga rupanya rasa ketika anak yang hilang temukan.

Menurut Aldo, dia pikir kami tadi turun ditengah jalan, lalu dia putuskan untuk turun kereta, namun setelah dia tidak menemukan kami, diapun memutuskan untuk naik kereta lain dan akan langsung ke hotel. Keputusan yang sangat baik, karena dia tidak membawa handphone.

Waktu menunjukkan hampir jam 24, kami menuju hotel, kami mampir ke mini mart Lawson. Membeli beberapa makanan dan minuman untuk merayakan kembalinya anak yang hilang.

Ditulis 1 April 2015 Jam 09.38 WIB

Popular Posts