NIKAH, BERTENGKAR, MESRA

Siapa bilang kami tidak pernah bertengkar dan mesra terus ? Kami sering sekali bertengkar, apalagi dulu awal-awal kami menikah, wah seruuu. Walau tidak sampai ada piring terbang, tapi kalau cuma Novita bawa koper dan pergi dari rumah itu pernah.

Namanya dua manusia berbeda disatukan pastilah ada gesekan ada friksi ada beda budaya dan sifat. Novita orang Batak Chinese dan aku orang Solo. Buat Novita aku terlalu lembut kali ya нaнaнaº°˚˚˚°º≈😀 tapi setidaknya buat aku Novita kurang lembut. Nah penyesuaian cara berkomunikasi saja sudah bikin esmosi satu sama lain.

Cara mencet odol saja bisa bikin ribut, aku mencet odol mulai dari ujung dst, Novita mencet dimana saja dia mau нaнaнaº°˚˚˚°º≈😀 . Barusan Novita protes, ceritain juga dong kalau aku suka pakai sikat gigi dia tanpa ijin dan dia baru tahu saat sikat giginya dalam waktu singkat mekar bulu-bulunya. Geli juga kalau ingat hal-hal kecil tapi bikin berkelahi itu.

Aku sempat lupa, tapi Novita selalu mengingatkan, dulu pertama kali Novita memasakkan Telor Ceplok Mata Sapi dan aku marah besar karena hambar tapi tiba-tiba seperti ledakan asiiiiin banget karena ada segumpal besar garam di satu titik Telor goreng itu Нɑнɑнɑ нaнaнaº°˚˚˚°º≈😀.

Awalnya Novita sama sekali tidak bisa masak, tapi sekarang Puji Tuhan dia jago masak, masakan dalam dan luar negeri dia bisa dan enaaaaaak. Bahkan ada jenis masakan baru apapun, aku minta dia icipin, dia akan coba masak dan paling banyak 3 kali masak, maka makanan itu sudah berhasil dia masak dan jauh lebih enak dari yang dia icipin.

Kembali ke berkelahi, lucunya justru itu seperti bumbu pernikahan kami menjadi semakin mesra. Walau tidak seperti rekan kami, pasangan yang kalau berkelahi serem dan istrinya selalu kabur entah ke Bali atau Singapore dll dan si suami akhirnya terpaksa nyusul untuk menjemput, dan pasti setelah itu si istri hamil dan mereka kini punya anak 5 dan sebagian masih kecil-kecil. Rajin bener mereka Нɑнɑнɑ нaнaнaº°˚˚˚°º≈😀 

Satu hal yang terpenting setiap kali berkelahi tidak pernah sedikitpun kami berpikir untuk cerai, karena kami tahu Tuhan melarang perceraian. Jadi kami sudah berjanji dan bukan hanya berjanji tapi passion kami berdua untuk terus bersama sampai maut memisahkan kita. Bukan hanya sekedar sampai kakek nenek, tapi sampai AJAL memisahkan kami.

Dan memang seperti pepatah Jawa, Novita itu istri atau GARWO atau Sigare Jiwo atau BELAHAN JIWA ku. Kalau jalan-jalan keluar kota atau keluar negeri, malas rasanya mau ke mana-mana atau Kuliner ini itu kalau sendirian dan tidak ada Novita. Lucu ya ? Tapi begitulah.

Berusaha untuk terus pacaran, jalan bareng, nonton film bareng, kulineran bareng, bahkan tugas dan kerja bareng itu mutlak dan harus kami lakukan, bukan hanya seminggu sekali, tapi tiap hari kalau bisa Нɑнɑнɑ нaнaнaº°˚˚˚°º≈😀 

Dulu waktu aku ambil program master di Makati Philippines, Novita menemani. Kami benar-benar menikmatinya walau saat itu sedang krisis ekonomi yang luar biasa, sampai dia harus banting tulang masak katering dan aku yang harus angkat-angkat, membawa dan menjajakan makanan, tapi berdua itu indah.

Pernah nggak bosan ? Pernahlah ! Aku pernah dan aku yakin Novita juga pernah bosen. Saat-saat krisis dan kritis seperti itu, kami ingat Tuhan yang sangat kami kasihi, kami mengasihi pasangan kami, karena kami mengasihi Tuhan. Ini kunci yang sangat penting yang bisa membuat kami bertahan selama 21 tahun ini.

Jangan dibalik, kita mengasihi Tuhan, karena kita mengasihi pasangan kita. Karena struktur ini sangat lemah dan bisa menjadi bumerang yang mengerikan setiap saat.

Kami mengasihi pasangan kami, karena kami mengasihi Tuhan. Terbukti luar biasa, Tuhan selalu mempersatukan kami dengan cara-caraNya yang ajaib. Dan Dia yang terus mengobarkan api cinta di hati kami, walau sering kami berada di titik yang sangat lemah.

Kami mengasihi pasangan kami, karena kami mengasihi Tuhan.

Semoga kesaksian sederhana ini dapat memberkati semua Sahabat. Amin 

Ditulis 27 Mei 2017 Jam 11.39 WIB

Popular Posts