DOKUMEN RAHASIA UNTUK PAK JAKOB


Jumat siang itu saya kembali berdoa untuk yang kesekian kalinya, memastikan bahwa langkah berbahaya yang akan saya lakukan ini benar dan sama sekali tidak salah. Dan hati sayapun semakin hangat, penuh damai sejahtera. Saya semakin yakin bahwa saya harus melakukannya.

Segepok kertas berisi data-data saya masukkan ke dalam sebuah amplop coklat. Saya lem amplop itu, kemudian saya stapler dari ujung sampai ujung, lalu saya selotip. Agar tidak bisa dirobek apalagi diintip isinya. Isinya adalah dokumen yang sangat amat penting pada saat itu, di awal tahun 2000an.

Saya panggil salah satu staf saya. Saya tanya dia, "Kamu biasa bergereja di gereja Katolik itu kan ?" "Iya Pak." "Kamu tahu kan Pak Jakob Oetama pemilik Kompas ?" "Tahu Pak, Beliau biasanya ikut misa yang jam sekian." "Nah tolong besok Minggu saat setelah misa temui Beliau dan sampaikan amplop ini, bilang dari saya, penting." "Baik Pak."

Amplop coklat polos tanpa alamat atau tulisan apapun itu saya serahkan padanya.

Selama weekend saya terus berdoa, kiranya Tuhan sendiri yang akan melakukan proses selanjutnya. Tugas saya mengumpulkan data-data penting itu, dan mengantarkan nya ke orang yang tepat di republik ini. Itu saja.

Saat itu saya baru satu kali bertemu dengan Pak Jakob, beberapa tahun sebelumnya, waktu saya masih di BPPN, bersama Ketua BPPN mendatangi Beliau di kantornya. Setelah itu belum ada komunikasi langsung lagi. Saat itu saya tidak begitu yakin Beliau ingat saya, jika staf saya menyampaikan bahwa dokumen itu dari saya. Karena di dalam amplop itu tidak ada surat, nama atau apapun, kecuali data-data. Selain itu TV7 waktu itu belum berkantor di sebelah kantor kami.

Senin pagi saya bertemu staf saya di kantor, saya tanyakan apakah amplop itu sudah diserahkan ke Pak Jakob dan bagaimana reaksinya. Dia bilang sudah, reaksinya, Beliau menerima dengan baik. Menarik ini, tidak ada tanda-tanda Beliau kaget, pikir saya.

Yang saya tahu pasti, data-data yang saya sampaikan adalah kebenaran, biarlah Beliau melakukan check and recheck serta follow up nya sendiri. Kompas mumpuni kalau soal itu.

Saya teruskan doa saya, kiranya Tuhan sendiri yang melakukan proses selanjutnya. Amin.

Setelah itu tidak ada komunikasi apapun dari Beliau ke saya atau dari saya ke Beliau. Sunyi sepi. 

Namun selanjutnya Kompas memberitakan sesuatu yang runut dan terus menerus. Seperti membawa lentera di tengah pekatnya gelap republik ini saat itu. Persis seperti namanya, Kompas, menjadi petunjuk arah di tengah berbagai badai.

Jauh di lubuk hati terdalam saya percaya ada ROH yang luar biasa, yang bekerja secara misterius pada banyak orang untuk terus menerus melindungi dan memberkati Indonesia.

Kejadian itu tidak pernah saya lupa, 

Oleh:
Christovita Wiloto
CEO PowerPR

#JakobOetama #Jo

Popular Posts