NEGARA TERSANDERA ? OLEH SIAPA, OLEH APA ? KEBAKARAN KEJAGUNG ? KERUSUHAN OMNIBUS LAW ? PROXI ASING ? REVOLUSI MENTAL ?


Dalam beberapa hari belakangan ini kita rakyat Indonesia disuguhi dengan berbagai kejadian yang sangat membingungkan. Saya ambil 2 kasus saja.

KEJAGUNG DIBAKAR

Pertama, KEJAGUNG DIBAKAR kata Kabareskrim dengan tegas. Wow kereeen ! Ini pertama kali terjadi di Indonesia bahwa Kepolisian bisa dengan tegas berdiri tegak dan didampingi banyak Jaksa di depan publik Indonesia menyampaikan fakta yang sebenarnya.

Harapan rakyat menjadi naik, eforia, semangat lagi, karena ada harapan bahwa keadilan di Indonesia bakal ditegakkan.

ANTI KLIMAKS

Tapi setelah beberapa kali gelar perkara diundur-undur dan rakyat sudah agak kuatir kenapa gelar perkara diundur-undur ? Jumat sore diadakan konferensi pers soal KEBAKARAN KEJAGUNG.

Rakyat menyaksikan siaran langsung konferensi pers itu di televisi masing-masing. Sejak awal sudah nampak hal-hal yang sangat mencurigakan. Kok tidak seperti sebelumnya tidak muncul Kabareskrim seperti sebelumnya ? Kok tidak muncul jajaran Jaksa yang lengkap seperti sebelumnya ? Awal konferensi pers yang mencemaskan.

Apalagi konferensi pers ini dilakukan Jumat sore, hampir weekend. Persis seperti proses pembakaran KEJAGUNG sendiri yang dilakukan di saat long weekend. Di kalangan praktisi komukasi massa tahu bahwa sesuatu yang diekspos saat hampir atau saat weekend sengaja dilakukan untuk MEREDAM GEJOLAK. 

Baik gejolak di masyarakat, gejolak di pasar modal, gejolak di pasar uang, gejolak ekonomi, gejolak politik dan lain-lain. Dengan kata lain biasanya weekend adalah saat paling tepat untuk buang berita negatif alias berita busuk yang memang harus dibuang.

Konferensi pers dimulai dengan penjelasan yang sangat menyejukkan dari Kadiv Humas Polri yang terkenal tenang dan sanggup secara mumpuni berkomunikasi massa dengan baik. Tapi kali ini suaranya agak bergetar, dan matanya seperti begitu berat. Ah, ada sesuatu ini.

Di sebelahnya ada Dirtipidum Bareskrim, tidak seperti biasanya dia kali ini tampil gondrong. Sepertnya dia selama 2 bulan ini sangat sibuk dengan kasus ini sehingga tidak sempat potong rambut. 

Dan betul saja ketika Dirtipidum Bareskrim Mabes Polri, mengatakan bahwa rokoklah penyebabnya dan tidak ada unsur kesengajaan, rakyat Indonesia pun mendadak lesu. Kesimpulan konyol seperti apakah ini? Kepercayaan yang selama ini pernah muncul mendadak pupus. Kecewa berat.

Semua terdiam menyadari bahwa Indonesia belum lah menjadi negara yang aman dan adil. Sedih karena negara ternyata menutup-nutupi kejahatan.

PUBLIC TRUST atau kepercayaan rakyat terhadap pemerintah yang selama ini sudah sangat rendah, menjadi SEMAKIN DROP.

KERUSUHAN OMNIBUS LAW

Kedua, saat ada KERUSUHAN yang menunggangi demontrasi Omnibus Law, pemerintah ramai-ramai, tidak tanggung-tanggung 3 Menko sekaligus bicara terang-terangan bahwa sudah mengantongi siapa DALANG KERUSUHAN yang menunggangi demontrasi Omnibus Law di seluruh Indonesia.

Bahkan dengan mantap Menko-menko ini menjelaskan bahwa ada pola yang sama di seluruh Indonesia. Dengan lantang Menko-menko ini menyebutkan kerusuhan itu pasti BY DESIGN.

Sampai di situ kita rakyat disuguhkan suatu harapan yang luar biasa. Kereeen ! Baru kali ini pemerintah kita begitu seterong, berani langsung menyiduk ELITE perusuhnya, DALANG perusuhnya. Rakyat begitu eforia, gembira !

Sampai-sampai ada mantan presiden yang tiba-tiba muncul dan dengan prihatin, seperti biasa, membuat semacam konferensi press. Curhat, curahan hati, secara panjang lebar dan seperti biasa, modus, sangat dramatis. Ala DRAKOR, Drama Korea.

Beberapa oknum yang di kalangan aktivis Indonesia terkenal sebagai jagoan event organizer kerusuhan di Indonesia selama ini mulai ditangkapi. Bahkan dipajang oleh Bareskrim di konferensi pers nya. Wow kereeen ! Ini hal yang baru terjadi di Indonesia.

Rakyat masih menunggu kapan ya apa yang disampaikan para menko bahwa pemerintah sudah tahu siapa DALANGnya ini dieksekusi ?

Sampai sekarang rakyat masih menunggu dengan harap-harap cemas, apakah kasus penunggangan kerusuhan demonstrasi Omnibus Law ini tidak menjadi antiklimaks persis seperti kasus pembakaran KEJAGUNG, yang berhenti secara norak di puntung rokok.

Banyak kalangan rakyat menduga-duga bahwa akhir dari drama kerusuhan Omnibus Law juga mirip pembakaran KEJAGUNG. 

Tidak akan pernah ada DALANG yang diungkap, sekedar GERTAK SAMBAL yang kemudian hanya difollow up dengan berbagai deal-deal politik, transaksi-transaksi politik dan aneka dagang kebo lainnya untuk sekedar meningkatkan nilai politik pemerintah.

APAKAH RAKYAT BLOON ?

Dan akhirnya rakyat selalu saja dirugikan. Apakah mereka menganggap rakyat begitu BLOON sehingga dengan ceroboh mereka selalu menutupi kejahatan ? 

Faktanya selama ini dengan berbagai modus pembohongan rakyat seperti ini, pembodohan rakyat yang masif seperti ini, mereka selalu saja berhasil. 

Jadi secara kolektif selama ini mereka tanpa sadar menyimpulkan memang terbukti rakyat Indonesia itu begitu bodoh. Mudah dikibuli, hanya dengan berbagai trik-trik sulap receh sederhana.

NEGARA DISANDERA ?

Atauuuu, kalau melihat modus selama ini ada anomali yang menarik. 

Yaitu terbukti pernah ada fakta bahwa Kabareskrim bicara dengan lantang bahwa KEJAGUNG DIBAKAR, 3 Menko dengan lantang bicara bahwa ada DALANG KERUSUHAN Omnibus Law. 

Jadi ada sesuatu HAMBATAN yang membuat mereka tidak bisa atau tidak berani bersikap tegas.

Mungkin ada KEKUATAN BESAR yang menyandera pemerintah untuk menegakkan keadilan ?

Kalau benar pemerintah saat ini sedang DISANDERA, lantas siapa yang menyandera ? Lantas apa yang menyandera ?

PROXI ASING ?

Kita paham bahwa selama 75 tahun Indonesia merdeka ada elite-elite jahat yang terus menerus memperkosa bangsa ini.

Bahkan secara resmi pernah disampaikan di berbagai media oleh seorang Menhan bahwa di Indonesia ada lebih dari 60.000 AGEN ASING atau PROXI ASING. 

Mereka ada yang menjadi pejabat di semua instansi, tokoh-tokoh, agamawan, wartawan, dosen, tentara, polisi dan lain-lain posisi strategis. Anda bisa search di google soal ini. 

MANA KETAHANAN NASIONAL KITA ?

Dan kalau ini benar, kondisi ini sangat mengerikan dan sangat berbahaya bagi BELA NEGARA dan KETAHANAN NASIONAL INDONESIA.

Selain itu kita memang selama ini tidak punya SISTEM BELA NEGARA seperti bangsa-bangsa lain di dunia. Kita memang tidak punya SISTEM KETAHANAN NASIONAL yang kuat seperti kemutlakan yang dilakukan semua negara di dunia.

APAKABAR REVOLUSI MENTAL ?

Bahkan REVOLUSI MENTAL yang sempat digembar-gemborkan saat kampanye 2014, terbukti tidak pernah secara konkrit dan sungguh-sungguh dilaksanakan sampai sekarang. Diingatpun tidak oleh rakyat. Hanya retorika kosong belaka.

Jika secara konsisten walau berat selama 6 tahun ini REVOLUSI MENTAL dilaksanakan, pasti ada hal strategis yang signifikan yang terjadi di Indonesia. Bukan seperti sekarang Indonesia cenderung terpecah belah dan semakin tidak toleransi, serta hal-hal pahit lainnya yang SEOLAH DIBIARKAN hidup subur dan menjalar bebas di darah rakyat, masyarakat.

Nah sampai di sini apakah rakyat akan semakin pusing, lunglai kemudian semakin apatis dan kehilangan kepercayaannya ?

Entahlah, tapi saya sih, walau sangat sedih, masih berharap adanya keajaiban bagi Indonesia.

PUBLIC TRUST YANG DROP

PUBLIC TRUST atau kepercayaan rakyat terhadap pemerintah yang selama ini sudah sangat rendah, menjadi SEMAKIN DROP.

Dan buat saya ini sangat mengerikan, dengan Public trust yang semakin drop, ditambah dengan bangga Presiden bilang akan terus berani tidak populer, namun kinerja pemerintahan yang seperti ini. Indonesia bisa terjerumus ke krisis yang berbahaya. 

Karena apapun yang dilakukan pemerintah tidak akan dipercaya oleh rakyat nya. Apalagi kita sedang menghadapi krisis Pandemi Covid secara global yang sangat luar biasa efek penghancurannya.

Public trust itu bukan pencitraan, bukan menggerakkan buzzer untuk terus berperang di sosial media. Public trust itu setidaknya tidak menyia-nyiakan kepercayaan rakyat yang sudah diberikan rakyat. 

Public trust haruslah dibangun dengan INTEGRITAS yang dapat dirasakan rakyat. Dilakukan dengan TRANSPARAN dan TRUSTWORTHY, kita tidak bisa membangun trustworthy dengan cara-cara yang untrustworthy seperti yang dipraktekkan selama ini.

Yang terpenting Public Trust hanya bisa dibangun dengan KINERJA, bukan retorika, bukan pencitraan. Bukan juga sekedar gali lobang krisis dan menutup krisis dengan mengalihkan isu buruk dengan menciptakan isu buruk lainnya.

Oleh
Christovita Wiloto
Founder Strategic Indonesia

Popular Posts