RUSIA, UKRAINA dan ISRAEL (Bagian Dua)
RUSIA, UKRAINA DAN ISRAEL (bagian dua)
Oleh
Christovita Wiloto
Founder
Strategic Indonesia
Tulisan ini adalah kelanjutan dari bagian satu.
Senang sekali saya mendengar kabar Israel aktif sekali dengan berbagai cara menengahi perang Rusia vs Ukraina. Bahkan Perdana Menteri Israel Naftali Bennett melakukan tindakan edan dan beresiko sangat tinggi dengan kunjungan mendadaknya ke Moskow menemui Putin, pada hari Sabtu 5 Maret 2022 lalu, Israel dengan sangat berani mengambil peran yang sulit sebagai mediator antara Rusia dan Ukraina.
Saat saya sempat belajar dan tinggal di Israel beberapa waktu lalu, dari pembicaran saya dengan para profesor senior di Israel, saya berkesimpulan bahwa keputusan seorang perdana menteri Israel adalah hasil dari keputusan kolektif para orang-orang jenius dan berwawasan luas di sana.
Tidak seperti di Indonesia, misalnya, para penasehat negara di Israel selain benar-benar mumpuni. ahli dan memiliki data intelijen yang sangat akurat, juga berhikmat dan bertindak cepat tepat akurat.
Kalau kaliber para penasehat negara Israel tidak super canggih seperti itu, pastilah Israel sudah lama jadi debu. Karena seperti saya ceritakan dibagian pertama tulisan sebelumnya, Israel setiap saat selalu diserang secara bertubi-tubi dari penjuru dunia, dalam segala bentuk. Dari cyber attachs, rudal, intelijen, rekayasa drama konflik dengan Palestina sampai character assassination atau aneka pembunuhan karakter yang tak pernah berhenti..
Sebetulnya awal mula penasehat bangsa Israel ini Tuhanlah yang merancang pada jaman Musa melalui mertuanya, saat Israel keluar dari Mesir menuju Kanaan. Keluaran 18: 21 Di samping itu kaucarilah dari seluruh bangsa itu orang-orang yang cakap dan takut akan Allah, orang-orang yang dapat dipercaya, dan yang benci kepada pengejaran suap; tempatkanlah mereka di antara bangsa itu menjadi pemimpin seribu orang, pemimpin seratus orang, pemimpin lima puluh orang dan pemimpin sepuluh orang.
Dari situlah saya percaya kalau saya bicara dengan salah satu saja sahabat saya di Israel yang cukup berpengaruh di sana, pastilah tindakan itu tidak pernah sia-sia. Karena sama saja saya bicara dengan satu integritas sistem yang sangat solid dan efektif.
Dan lagi bukan karena saya bicara dan mereka bergerak, sama sekali tidak begitu, tapi mereka sudah punya visi yang sama dan jelas, kita hanya menyampaikan ekspresi yang mensupport keputusan mereka.
Support dunia bagi Israel sangatlah penting, membuat mereka makin mantap. Dan kita tahulah DNA bangsa yang satu ini sejak ribuan tahun lalu, kalau Israel sudah mantab, nothing is imposible, nggak ada yang mustahil !
Padahal sebagai juru damai Rusia vs Ukraina, hampir tidak ada negara satupun yang berani, karena terlalu tinggi risikonya. Termasuk NATO yang orang sering menyebutnya sebagai No Action Talk Only.
Kenekatan Israel ini bisa menjadi ladang ranjau bagi Israel. Israel bergantung pada hubungannya dengan Kremlin untuk koordinasi keamanan di Suriah, dan Iran mengenai program nuklirnya, Israel sama sekali tidak dapat membuat marah Putin.
Sementara Israel telah berulang kali menyatakan dukungannya untuk rakyat Ukraina, walaupun saat ini Israel sempat berhenti mengutuk invasi Rusia. Bayangkan Israel sempat mengutuk invasi Putin, tapi justru Israel terbang ketemu Putin, apa nggak edan aksi Israel ini ?
Israel adalah salah satu dari sedikit negara yang memiliki hubungan kerja yang baik dengan Rusia dan Ukraina. Israel telah mengirimkan 100 ton bantuan kemanusiaan ke Ukraina dan telah mengumumkan akan mendirikan rumah sakit lapangan di sana. Ukraina juga merupakan rumah bagi sekitar 200.000 orang Yahudi, ratusan di antaranya telah melarikan diri ke Israel.
Hubungan Israel dengan Rusia up kepentingan strategis. Israel bergantung pada Rusia untuk koordinasi keamanan di Suriah. Sementara Rusia butuh Israel untuk bernegosiasi dengan Iran mengenai program nuklirnya di Wina.
Israel juga harus pandai-pandai meniti buih agar tetap seimbang dan tidak jatuh antara posisi barat dan timur yang sangat sulit. Setiap langkah dan hubungan yang salah dengan Putin bisa memperburuk perang. Jika pembicaraan gagal, Israel justru dapat dijadikan kambing hitam atas konflik yang semakin memburuk.
Tapi posisi strategis Israel antara lain sebagai satu-satunya negara sekutu Barat yang tidak terlibat dalam retorika permusuhan terbuka terhadap Moskow, Israel akan menjadi penghubung diplomatik utama Barat dengan Kremlin, posisi yang sulit dan bertekanan tinggi tapi puji Tuhan justru sangat strategis dan bisa jadi kartu truf untuk meredakan perang ini.
Menarik bahwa setelah kembali dari perjalanannya, Bennett mengatakan kepada Kabinetnya bahwa adalah kewajiban moral Israel untuk turun tangan, “bahkan jika peluangnya tidak besar”.
Ada keyakinan bahwa ada celah, bahwa tidak ada yang berbicara dengan Putin. Israel adalah pemain yang dapat berbicara dengan kedua belah pihak.
Saya pribadi adalah orang yang terlalu percaya kuasa Tuhan, saya juga percaya Tuhan tidak suka kebiadaban perang, saya juga orang yang sangat percaya bahwa model pertarungan Daud dan Goliat terus terjadi sampai kapanpun.
Dan saya kok juga percaya bahwa usaha perdamaian yang dilakukan para sahabat di Israel, walaupun itu sebuah mission impossible, akan berhasil. Karena nothing is imposible bagi Tuhannya Israel. Dan sejarah terus membuktikan hal itu.
Nah Sahabat bagaimana menurut Anda ?