MENGAPA DI DUNIA KOPI DISEBUT JAVA ATAU JAWA?


MENGAPA DI DUNIA KOPI DISEBUT JAVA ATAU JAWA?

 Kopi memiliki banyak nama.  Beberapa, seperti “espresso”, dan atau "drip" atau “tetesan” mengacu pada cara pembuatan kopi.  Lainnya, seperti "mocha" dan "cappuccino", mengacu pada minuman khusus yang dibuat dengan kopi.  Yang lain merujuk pada asal dan sejarah kopi.  "Java" termasuk dalam kategori ketiga ini.

 “Java” Berasal dari Pulau Jawa

 Selama tahun 1600-an, Belanda memperkenalkan kopi ke Asia Tenggara.  Mereka membawa pohon kopi ke tempat-tempat seperti Bali dan Sumatera, yang masih tumbuh sampai sekarang.  Pulau lain tempat mereka mulai menanam kopi adalah Jawa, dan dari pulau inilah nama “java” muncul.

 Tidak diketahui secara spesifik bagaimana istilah itu pertama kali digunakan.  Orang Belanda kemungkinan besar adalah orang pertama yang menggunakan nama tersebut, dan mereka mungkin menggunakannya untuk merujuk pada kopi asal tunggal dari Jawa.  Namun, seiring berkembangnya perdagangan kopi, istilah tersebut diadopsi oleh semakin banyak orang di seluruh dunia, dan kekhususannya pun hilang.  Saat ini, “java” telah menjadi istilah umum untuk kopi dan tidak lagi hanya merujuk pada kopi dari Pulau Jawa. Luar biasa bukan ? Jadi banggalah sebagai bangsa Indonesia.

 Kopi Masih Tumbuh di Pulau Jawa

 Kopi terus ditanam di Jawa hingga saat ini, dan sebagian besar produksi arabika di pulau itu berasal dari perkebunan yang awalnya dibangun oleh Belanda.

 Pada tahun 1880-an, karat daun kopi menghancurkan banyak pohon di pulau itu, dan produsen menanggapinya dengan mengganti banyak arabika dengan liberika dan kemudian dengan robusta.  Kopi liberika dan robusta sama-sama lebih tahan terhadap karat daun, tetapi sifatnya hampir tidak diinginkan seperti kopi arabika.  Dengan demikian, kopi yang dihasilkan oleh pohon-pohon ini biasanya digunakan dalam kopi kelas komersial berkualitas rendah, bukan kopi kelas khusus.

 Lima perkebunan, bagaimanapun, masih menanam kopi arabika dan memiliki fasilitas pengolahan yang layak.  Perkebunan ini menghasilkan kopi berkualitas yang memenuhi standar kopi spesialti.

 Kopi berkualitas lebih tinggi yang berasal dari perkebunan ini sering digunakan dalam dua cara berbeda:

 Mereka dicampur dengan kopi dari Mocha, Yaman untuk membuat campuran Mocha-Java.

 Beberapa perkebunan menua kopi mereka hingga tiga tahun, yang dikenal sebagai “monsun”.  Ini menciptakan kopi yang kurang asam dan lembut.  Ini meniru profil rasa kopi yang akan dinikmati orang Eropa pada tahun 1600 dan 1700-an, ketika mengangkut kopi dengan kapal dari Jawa ke Eropa bisa memakan waktu bertahun-tahun.

 “Java” Memiliki Warisan dalam Pemrograman Komputer

 Java tidak pernah menjadi nama yang populer untuk kopi, meskipun secara konsisten telah digunakan dan sebagian besar peminum kopi sudah familiar dengan istilah tersebut.  Namun, nama tersebut telah meninggalkan warisan yang menarik di dunia pemrograman komputer:

 Pada tahun 1995, bahasa pemrograman yang disebut Java dirilis dan menampilkan secangkir kopi yang mengepul sebagai ikonnya.

 Javascript juga dirilis pada tahun 1995, dan terus digunakan hingga saat ini.

 Java mungkin bukan nama yang paling umum untuk kopi, tetapi Java berdiri sendiri sebagai satu-satunya nama yang menginspirasi bahasa pemrograman komputer.

Semua orang besar dunia minum JAVA, tunggu apalagi bagi JAVA berjaya di segala bidang ?

Sumber : Coffee Cademy

Popular Posts